Makalah Konseling Kebidanan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasihnyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep dasar Konseling”. Semoga
makalah ini mampu menambah wawasan bagi para pembaca maupun pendengar mengenai
topik tersebut.
Kami mengucapkan terimakasih kepada
Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan kepaa kami sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Bandar lampung,28 Februari 2014
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................... 2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang................................................................... 3
1.2. Rumusan
Masalah........................................................3
1.3. Tujuan........................................................................3
1.4. Manfaat.............................................................................. 4
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
2.1.Defini Konseling................................................................. 5
2.2.Tujuan Konseling................................................................ 6
2.3.Langkah Konseling............................................................. 6
2.4.Prinsip Dasar Konseling...................................................... 6
2.5.Fungsi
Konseling.........................................................6
2.6.Hal Yang Harus di perhatikan
dalam konseling................. 7
2.7.Teknik
Konseling.........................................................7
2.8.Proses
Konseling..........................................................8
2.9.Proses dan Praktik
Konseling.........................................9
2.10.Faktor yang Penghambat
Konseling..............................9
2.11.Hasil Pelayanan
Konseling.........................................10
2.12.Perbedaan Konseling dan
Nasehat...............................11
BAB III. PENUTUP
3.1.Kesimpulan......................................................................... 12
3.2.Saran................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................13
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1.
LATAR BELAKANG
Dalam
pembicaraan sehari-hari istilah konseling digunakan untuk menggambarkan
berbagai macam pertemuan tapi penggunaannya tidak selalu mencerminkan definisi
psikologisnya. Kita dapat mendekati definisi, dengan mendefinisikan interaksi yang kadang-kadang diacu sebagai
konseling tapi tidak melibatkan konseling psikologis. Sebagi contoh, bila
seorang pelajar atau klien tidak memuaskan harapan orang lain yang mereka
sering dikatakan sebagai orang yang membutuhkan konseling. Dalam
praktiknya,situasi ini mengandung arti bahwa seseorang harus memberitahu mereka
tentang apa peran penting yang di harapkan anggota lain. Hal ini dapat juga
berarti bahwa mereka mewujudkan harapan tersebut dengan peringatan tentang
konsekuensi apabila gagal melaksanakan peran tersebut. Konseling dapat juga
dikira sebagai suatu “ tellinng off ( pemberitahuan ) “ supaya orang lain dapat
mencegah masalah yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Dari semua situasi ini
berarti tujuan dari konseling adalah : membawa seseorang kedalam cara yang sesuai
dengan harapan orang lain.
Hal
ini bukan lah tujuan dari konseling psikologis dan tidak satupun contoh
intervensi diatas menggambarkan konseling pskologis. Konseling tidak dapat
dipaksakan pada dasarnya konseling merupakan aktivitas membantu orang lain
untuk membuat keputusan-keputusan mereka sendiri dan bertindak secara efektif
dalam hubungannya dengan pernyataan diri mereka sendiri. Aktifitas ini mencakup
pemberiaan perhatian dan hubungan yang menghargai dimana seorag klien dapat
mempertimbangkan beberapa aspek hidupnya dan menghadapinya sesuai dengan
kepuasannya sendiri. Konselor sebagai tenaga profesional atau sukarelawan,namun
keduannya harus dapat membuat hubungan yang tepat dengan kliennya dan dapat
menggunakan keahlian komunikasi khusus untuk memfasilitasi perkembangan klien.
Interaksi yang menyimpang dari prinsip-prinsip dasar ini tidak tepat disebut
sebagai konseling. Jadi meskipun kepemimpinan , pengajaran , pemberian nasehat
, pendiagnosaan dan pemberian semuannya dapat menolong namun tak satupun tepat
disebut hubungan konseling (Wilson/Barnett,1988).
I.2. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu Konsep dasar Konseling ?
I.3.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu
menerapkan konseling pada klien sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh
klien.
2. Tujuan khusus
Setelah
membaca makalah kmunikasi dan konseling dalam Praktik Kebidanan,
diharapkan mahasiswa dapat :
1) Memahami definisi konseling dalam
praktik kebidanan.
2) Memahami tujuan dilakukannya konseling dalam kebidanan
3)
Memahami langkah-langkah konseling dalam
kebidanan
4)
Memahami hambatan-hambatan konseling
dalam kebidanan
I.4.
MANFAAT
1.
Manfaat Teoritis
Kita
dapat mengetahui bahwa apa saja tentang Konsep Dasar Konseling tersebut,dan
kita dapat membandingkan bagaimana
konseling yang ada di lapangan.
2.
Manfaat Praktik
Kita
dapat menambahkan wawasan bagi para mahasiswa calon bidan agar dapat melaksanakan perannya dengan baik di kemudian
bila menjadi seorang bidan.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1.DEFINISI
KONSELING
Konseling merupakan proses pemberianinformasi obyektif dan lengkap, dilakukansecara sistematik
dengan panduan komunikasiinterpersonal, teknik bimbingan dan penguasaanpengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang
mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan
jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari :
2002).
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta,harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain
dengan komunikasi, dalam kondisi salingpengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang
mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan
situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat
menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.( SCA.C STEERING
COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara konselor
(bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan ataupunperubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
Komunikasi Interpersonal adalah interaksi orang ke
orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan
antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang
menuntut adanya komunikasi interaksi yang mendalam, dan usaha bersama bidan
dengan pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku
atau sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan. Konselor adalah orang yang
memberi nasehat, memberi arahan kepada orang lain (klien) untuk memecahkan
masalahnya. Sedangkan konseli adalah orang yang mencari (membutuhkan) advis
atau nasehat..
II.2. TUJUAN KONSELING
2.
Pemenuhan kebutuhan,
menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu.
II.3.LANGKAH
KONSELING
2.
Bagian inti/ pokok ,
mencari jalan keluar dan menentukan jalan keluar yang harus dipilih;Bagian
akhir, penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan dan merupakan tahap penutupan untuk pertemuan
berikutnya.
II.4.PRINSIP
DASAR KONSELING
Kemampuan menolong orang lain digambarkan dalam
sejumlah keterampilan yang digunakan seseorang sesuai dengan profesinya yang
meliputi (HOPSAN, 1978) :
1. Pengajaran
2. Nasehat dan bimbingan
3. Pengambilan tindakan langsung
4. Pengelolaan
II.5.FUNGSI
KONSELING KEBIDANAN
4.
Pencegahan : mencegah
timbulnya masalah kesehatan.
II.6.HAL
YANG HARUS DI PERHATIKAN DALAM KONSELING
1. Iklim psikologis, suasana percakapan : Iklim psikologis, tindakan, perilaku, sikap dari orang lain yang mempunyai dampak terhadap diri kita. Contoh : bidan otoriter
kepada klien -> feed back negatif.
2. Sikap Konselor (Bidan) menurut “Rogers”, yaitu :
a. Acceptance (Menerima) Konselor menunjukkan sikap menerima, sehingga konseli merasa tidak ditolak, diacuhkan, didikte, tapi melainkan konseli merasa bahwa ia diterima sebagai dirinya sendiri. Terima kliendengan sikap terbuka dan apa adanya. Konselor memperhatikan tanpa pamrih, tanpa menguasai klien. Tulus dan ikhlas. Konselor harus menghargai konseli, apapun yang dikatakan konseli. Beri kesempatan pada klienuntuk mengemukakan keluhan-keluhannya.
a. Sikap tidak menilai.
c. Sikap percaya terhadap konselor.
a. Acceptance (Menerima) Konselor menunjukkan sikap menerima, sehingga konseli merasa tidak ditolak, diacuhkan, didikte, tapi melainkan konseli merasa bahwa ia diterima sebagai dirinya sendiri. Terima kliendengan sikap terbuka dan apa adanya. Konselor memperhatikan tanpa pamrih, tanpa menguasai klien. Tulus dan ikhlas. Konselor harus menghargai konseli, apapun yang dikatakan konseli. Beri kesempatan pada klienuntuk mengemukakan keluhan-keluhannya.
a. Sikap tidak menilai.
c. Sikap percaya terhadap konselor.
II.7.
TEKNIK KONSELING
2.
Pendekatan
non-directive atau conselei centred, konseli diberikan kesempatan untuk
memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri.
3.
Pendekatan edetic,
konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan masalah konseling.
II.8.
PROSES KONSELING
1.
Pembinaan hubungan
baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
a) Memberi salam pada awal setiap pertemuan.
b) Memperkenalkan diri
S :
Face your clients squarely
(menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/
mengganggukkan kepala). O : Open and Non Judgemental
Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak
menilai). L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).E : Eye Contact in a culturally- Acceptable
Manner (kontak mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang diterima budaya
setempat). R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap
bersahabat).
e) Bersabar.
2.
Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaanSetelah mendapatkan
dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantuklien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat
perencanaan untuk mengatasi masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah(1) fisik, (2)emosional, (3) rasional, (4) praktikal, (5) interpesonal, (6)
struktural.
3.
Menindak lanjuti
pertemuan : Menindak lanjuti pertemuan konseling dengan membuat rangkuman, merencanakan pertemuan
selanjutnya/ merujuk klien.
II.9. PROSES DAN PRAKTIK KONSELING
Komunikasi menciptakan hubungan antarabidan dengan pasien untuk mengenal kebutuhan dan
menentukan rencana tindakan. Kemampuankomunikasi tidak terlepas dari tingkah laku yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar belakang sosial,
pengalaman, usia,pendidikan dan tujuan.
Hal-hal
yang harus diperhatikan bidan sebagai konselor adalah :
(1) Membentuk kesiapan konseling;
Faktor yang mempengaruhi kesiapan konseling adalah motivasi memperoleh bantuan, pengetahuan klien tentang konseling, kecakapan intelektual, tingkat tilikan terhadap masalah, dan harapan terhadap peran konselor. Penyiapan klien :
(a) Orientasi pra konseling;
(b) teknik survey terhadap masalah klien;
(c) memberikan informasi pada klien;
(d) pembicaraan dengan berbagai topik;
(e) menghubungi sumber-sumber referal.
(2) Memperoleh informasi,
Riwayat kasus merupakan kumpulan informasi sistematis tentang kehidupan sekarang dan masa lalu. Riwayat kasus kebidanan, biasanya tercatat dalam rekam medis.
(3) Evaluasi psikodiagnostik.
(1) Membentuk kesiapan konseling;
Faktor yang mempengaruhi kesiapan konseling adalah motivasi memperoleh bantuan, pengetahuan klien tentang konseling, kecakapan intelektual, tingkat tilikan terhadap masalah, dan harapan terhadap peran konselor. Penyiapan klien :
(a) Orientasi pra konseling;
(b) teknik survey terhadap masalah klien;
(c) memberikan informasi pada klien;
(d) pembicaraan dengan berbagai topik;
(e) menghubungi sumber-sumber referal.
(2) Memperoleh informasi,
Riwayat kasus merupakan kumpulan informasi sistematis tentang kehidupan sekarang dan masa lalu. Riwayat kasus kebidanan, biasanya tercatat dalam rekam medis.
(3) Evaluasi psikodiagnostik.
Psikodiagnostik
meliputi pernyataan masalah klien, perkiraan sebsb-sebab kesulitan; kemungkinan
teknik konseling; perkiraan hasil konseling
1. Faktor individual Keterikatan budaya merupakan faktor individual yang dibawa seseorang dalam
melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari : (a)faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks;
(b)
sudut pandang terhadap nilai-nilai;
(c) faktor sosial pada sejarah keluargadan relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat, status sosial;
(d) bahasa.
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi, (a) tujuan dan harapan terhadap komunikasi; (b) sikap terhadap interaksi; (c) pembawaan diri terhadap orang lain; (d) sejarah hubungan
4. Kompetensi dalam melakukan percakapan :
Komunikasi dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak. Keadaan yang
dapat menyebabkan putusnyakomunikasi adalah :
(b) perpindahan
topik bicara;
(c) tidak
lancar;
II.11.
HASIL PELAYANAN KONSELING KEBIDANAN
1.
Peningkatan
kemampuan klien dalam mengenali masalah, merumuskan pemecahan
masalah, menilai hasil tindakan dengan tepat.
II.12.PERBEDAAN
KONSELING DENGAN PEMBERIAN NASEHAT
1. Konseling Secara etimologis, kata konseling berasal
dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa Latin yaitu “counsilium”, artinya
“bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama-sama” dalam hal
ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa klien (counselee).
Dalam Kamus Bahasa Inggris, Konseling dikaitkan dengan kata “counsel” yang
diartikan sebagai nasehat (to obtain counsel); anjuran (to give counsel);
pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian, konseling diartikan sebagai
pemberian nasehat, pemberian anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Pengertian konseling juga dikemukakan oleh para ahli dengan berbagai rumusan
batasan konseling yang berbeda-beda, tetapi inti dan tujuannya sama.
Sebagaimana Burks dan Stefflre (1979;14) yang dikutip oleh Abu Bakar Baraja
dalam bukunya “Psikologi Konseling”, mengemukakan batasan konseling sebagai
berikut : “Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang
konselor terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya orang-perorang,
meskipun seringkali para klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, dan
belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan-pilihan yang
bermakna dan penyelesaian masalah-masalah emosional atau antarpribadi”. Menurut
James F, Adams, yang dikutip oleh I.Djumhur dan Moh. Surya bahwa : “Konseling
adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang
seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya ia dapat memahami
dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya waktu itu
dan pada waktu yang akan datang” Dewa Ketut Sukardi juga memberikan batasan
pengertian konseling sebagai berikut : “Konseling adalah bantuan yang diberikan
kepada klien (counselee) dalam memecahkan masalah-masalah secara face to face,
dengan cara yang sesuai dengan keadaan klien (counselee) yang dihadapi untuk
mencapai kesejahteraan hidup”. Konseling melibatkan dua orang yang saling
berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung, mengemukakan dan memperhatikan
dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata, dan
gerakan-gerakan lain dengan maksud untuk meningkatkan kedua belah pihak yang
terlibat di dalam interaksi itu. Dengan demikian pengertian konseling secara
luas adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara secara
face to face oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (klien) yang sedang
mengalami sesuatu masalah atau hambatan dalam perkembangannya dengan tujuan
agar individu tersebut dapat mencapai perkembangannya secara optimal.Memberikan
fakta-fakta sehingga klien dapat membuat keputusan, membuat klien bertanya dan
mendiskusikan masalah pribadinya.
2. Pemberian Nasehat Pemberian nasehat adalah
memberitahukan kepada klien apa yang sebaiknya klien lakukan, menghakimi
perilakunya di masa lalu dan sekarang. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia
Nasehat berarti ajaran atau pelajaran baik; anjuran (petunjuk, peringatan,
teguran) yang baik. Me•na•si•hati merupakan memberi nasihat (kepada).
Me•na•si•hat•kan berarti memberikan nasihat kepada. Pe•na•si•hat berarti orang
yg memberi nasihat dan saran; orang yg menasihati. Jadi kalau diambil
kesimpulan dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil 3 (tiga)
kesimpulan sebagai berikut : KONSELING ≠ PEMBERIAN NASEHAT KONSELING =
MENDENGAR NASEHAT = BICARA
BAB III
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
Konseling kebidanan
adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian bantuan,
dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional(sesuai dengan bidangnya)
oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan
perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
Tujuan konseling
diarahkan sebagai layanan yang membantu masalah yang dihadapi klien.Oleh karna
itu, bidan sebagai konselor harus berusaha mengambangkan potensi yang ada agar
dapat digunakan klien secara efektif
III.2. SARAN
1. Bagi Institusi
A. Agar lebih sabar serta telaten
dalam membimbing peserta praktek.
B. Dapat menerapkan
teori dengan lapangan/lahan praktek sesuai dengan standart kesehatan.
2. Bagi Mahasiswa
A. Agar mahasiswa
dapat menggali ilmu lebih dalam lagi dalam memahami teori sehingga dapat
diterapkan di lahan praktek.
B. Supaya mahasiswa
lebih disiplin serta mengefisienkan waktu dalam menjalankan tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Johan T.A, dan Yulifah Rita.
2009. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.
Dalani ermawati,dan Dahliar ideh. 2009.
Komunikasi dan Konseling dalam praktik
Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Komentar
Posting Komentar