Role play konseling pada remaja

Naskah Konseling Pada Remaja ( Kenakalan Remaja )
1.     Bidan Indah                     : Redilla Indah Pertiwi
2.    Remaja ( Lia )                  : Merlin Faulina
3.    Teman Merlin ( Nia )        : Rynovfa Wendinny
4.    Remaja Jahat ( ani )        : Zakyatus Salamah
5.    Narator                          : Stefani Vlorensya Tuasela
6.    Tim Kreatif                     : - Nyoman Julianti , Reni Puspita Sari dan Septi  Putriani.

Narator       : (  Disuatu kampus  yang sangat terkenal dan bergengsi ada seorang remaja putri yang sangat lugu,cantik,dan pintar dia adalah Lia salah seorang mahasiswa yang medapatkan beasiswa,padahal Lia adalah seorang yang perekonomian menengah ke bawah, dia tinggal di kota sangat megah. Lia meninggalkan kampung demi menggapai cita-cita. Dan dia sangat di senangi oleh teman-temannya tapi banyak yang memanfaatkan kepintarannya. Dan ada seorang Remaja yang sangat kaya dan baik hati ya bisa di bilang seorang gadis low profile , mau bergaul sama siapa aja tanpa memandang kasta, termasuk dia mau berteman dengan Lia sangat baik,nama nya adalah nia. Dan ada juga seorang remaja yang biasa-biasa aja tapi sombong sekali,dan dia salah satu mahasiswa yang suka bikin onar. Ya memang dia cantik,semua laki-laki pasti jatuh cinta sama dia. Tapi dia tidak mau bergaul dengan sembarang orang termasuk nia dan lia,padahal dia orang yang tidak pintar dan tidak kaya,dia suka sekali mendekati Lia lantaran hanya untuk memanfaatkan otaknya saja ).

Lia : “ weleh..weleh nggak nyangka bisa kuliah di kampus semegah ini,serasa mimpi loh”. ( sambil      melihat-melihat dan takjub)
( setelah berjalan mengelilingi kampus barunya Lia menabrak nia , dan ternyata nia dan lia sudah saling kenal, Nia itu teman dia waktu SD di kampung tetapi waktu SMP dia pindah ke kota karena ibunya nia pindah tugas di kota. Setelah ngobrol lama-lama ,mereka semakin sangat akrab sekali. Dan setiap haripun selalu bersama).
Lia : “ aku senang,bisa ketemu kamu lagi “. Wah kamu beda sekarang cantik sekali yah... sedangkan aku masih seperti yang dulu heheh “.
Nia : “ ah kamu bisa saja lia , aku masih seperti yang dulu kok hehehe “. Seneng bisa ketemu kamu lagi,dan aku nggak nyangka ternyata kamu kuliah disini beasiswa”.
Lia : “ Hehe...alhamdullilah yah...
Nia : “ iya...Baiklah aku pulang dulu yah,soalnya aku masih banyak kegiatan dirumah”.
Lia : “ baiklah, aku juga sudah mau pulang kok.
( Akhirnya , merek a pulang kerumah masing-masing. Dan ketika Lia jalan kaki pulang ke kosan nya. Dia sampai kosannya. Dia tiba-tiba bertemu dengan Ani , ani itu anak yang sok kaya dan biasa-biasa aja, ternyata dia tetangga kos nya Lia. Mereka ngobrol dan akrab sekali. Dan hari demi hari pun mereka sama-sama. Padahal lia sedang di manfaatkan oleh ani. Dan dia sudah tidak memperdulikan teman baiknya si Nia lagi. Sampai suatu saat dia di ajak pergi oleh ani ke suatu tempat anak gaul di kota yaitu club malam dan bermabuk-mabuk kan  , dan Lia senang dan selalu ikut bila di ajak ani. Dan suatu malam tiba,tiba-tiba ani berusaha untuk meracuni otak Lia yang lugu dan tak tau apa-apa itu dengan mengikuti ajakan negatif dari si ani. Dan sahabatnya si Lia si Nia itu tau bahwa si ani itu tidak baik , dan nia sudah memberi tahu ke Lia).
Ani : “ heh..gimana kamu seneng kan bisa di ajak keliling kota ini dan ngumpul sama anak-anak gaul kota sini,yah biar kamu nggak udik lagi lia”.
Lia : “ hehe makasih yah,seneng kok. Tapi pulang yuk udah malam sekali kan ada tugas kuliah besok dan di kumpul besok pagi ani,dan tugas kamu belum aku selasaikan “. ( berbicara sambil mabuk )
Ani : “ aihh... sudah nggak usah kamu bawa pusing santai aja,kita nikmati malam ini”.
Lia : “ tapi.. ( wajah meragu )
Ani : “ nggak usah tapi tapi,enakin aja malem ini kita “.
Lia : “ baik lah....
Narator : (dengan wajah polos lia yang mudah dimanfaatkan, akhirnya lambat laun pun sikap lia menjadi sama seperti ani yang anaknya terlalu berlebihan , dan dia mengabaikan kuliah nya padahal dia pintar dan mahasiswa beasiswa. Karena kenal dengan Ani , dan ani menyesatkan dia. Sampai dia melakukan hal-hal yang tidak di inginikan dengan teman-teman ani yang di club malam. Alhasil ani pun tertawa dan senang mengetahui hal itu. Karena dia berhasil menjerumuskan Lia. )
Ani : “ hmmm...kasian deh kamu lia... ( tertawa bangga )
( hal itu di dengar oleh sahabat lia , dan merasa kesal mendengar itu dan nia menegor ani )
Nia : “ apa maksut kamu ngomong kasian..kasian ke lia ?”
Ani  : “ loh?masalah ? penting gue ngasih tau ke elo? Lo gak penting.. dah ya banyak urusan gue..gue pergi dulu.
Nia : “ awas kamu yah..kalo terjadi apa-apa dengan lia kamu orang pertama yang akan aku tuntut”.
( dengan tidak perduli dengan ucapan nia , ani pun pergi meninggalkan nia begitu saja).
Beberapa bulan
Narator : ( ketika lia sudah di tarik beasiswanya lia tidak lagi kuliah dan hanya berdiam diri di kosan dan meratapi nasib nya karena dia sudah berbadan dua. Dan itu membuat Lia hancur padahal Lia baru semester II. Dan sang sahabat khawatir dengan keadaan Lia,dia berusaha untuk mencari lia,akhirnya ketemu karena Nia mencari data Lia di kampusnya. Dan sesampai di kosan,dia melihat lia sudah lemas dan tak berdaya,keadaan itu membuat sang sahabat sedih sekali. Dan setelah di lihat oleh Nia , ternyata dia sudah hamil. Nia sedikit mengerti tentang kehamilan karena ibunya seorang bidan).
Nia : “ Ya Tuhan..lia kamu kenapa? Aku khawatir sama kamu,apalagi aku tau kamu berteman dengan ani yang terkenal dengan kenakalan dan dunia malam nya”.
Lia : “ aku nggak apa-apa kok,aku Cuma sedih . sia-sia aku dapat beasiswa,dan pastinya ayah dan ibu di kampung kecewa dengan aku..”
Nia : “ sudah tak usah kamu sesali,tapi aku bersyukur kamu sadar,walaupun aku juga kamu sudah berbadan dua..
Lia : “ ha?bagaimana kamu tau?
Nia : “ sejak tadi aku amatin kamu,terus gejala sakit kamu. Terus perut mu juga membesar,aku tau karena  ibu ku seorang bidan jadi aku juga sedikit tau tentang gejala kehamilan.
Lia : “ iya nia,aku memang hamil. Gimana ya jalan keluarnya? Sedangkan aku nggak tau siapa yang hamilin aku nia. Aku takut sama kedua orang tua ku”.
Nia : “ Yah..nasi sudah jadi bubur...jadi gimana...
Lia : “ aku nggak mau anak ini nia ,aku malu... Gimana ? aku mau gugurin aja?
Nia : “ itu dosa lia, hmm gimana kalo kita bicarakan masalah kamu ini sama ibu aku, mungkin ibu ku bisa bantu masalah kamu”,
Lia : “ tapi... aku malu sama ibu kamu... ibu kamu kan kenal baik sama aku dan kedua orang tua ku”.
Nia : “ sudah...besok aku dan kamu ketemu ibu aku dirumah aku..
Lia : “ iyaaa deh nia, terimakasih ya kamu sedikit menenangkan aku..
Nia : “ iya lia”.
(Keesokan harinya . Nia mengajak Lia pergi ke rumah nia untuk bertemu ibunya nia yang seorang bidan ,rumahnya nia tidak jauh dari kosan lia . Awalnya Lia ragu, namun Nia berusaha untuk meyakinkan Lia dan akhirnya Lia mau menuruti saran darinya.)
Lia     : “kamu yakin ngajak aku kesini?”
Nia     : “yakin banget Lia. Kamu gak usah malu dan canggung sama ibuku.”

(Kemudian Nia dan lia masuk kerumah dan bertemu ibunya)

Nia    : “bu..bu.. ini aku nia dan teman aku lia teman yang di kampung dulu loh bu. Dan dia mau konsultasi sama ibu karena dia lagi ada masalah.”
Bidan  : “ iya nak.. cantiknya lia sekarang yah.”
Lia     : “iya bu.”
Bidan  : “sini silahkan duduk.”
Lia     : “terimakasih bu.”

Bidan  : “bagaimana lia, apa yang bisa ibu bantu? Ada keluhan apa lia ?

Lia     : “saya malu bu mau cerita sama ibu. Masalah saya ini terlalu memalukan untuk diceritakan.”

Nia        : “Lia, jangan bilang kayak gitu dong. Udah cerita aja sama ibu ku. Ibu ku  lebih tau hal yang kamu alami sekarang.”

Lia       : “iyaiya,Nia. Sebentar to, aku belum siap.”

Bidan    : “yasudah kalian jangan rebut. Sekarang minum dulu dan tenangin pikiran kamu, saya bisa menunggu sampai kamu siap untuk cerita sama ibu.”

Lia       : “iya bu, terima kasih.”

(Setelah mereka meminum minuman yang diberikan Bidan dan menenangkan pikiran, akhirnya lia siap untuk menceritakan masalah yang sedang dihadapinya kepada ibunya nia).

Bidan    : “gimana Lia, udah agak tenang?”

Lia       : “iya bu, sudah lumayan tenang.”

Bidan    : “bagaimana, apa yang sedang kamu alami?”

Lia      : “jadi begini bu, saya sudah telat 3 bulan dan kemarin saya cek ternyata positif.” (Lia mulai menitikan air mata)

Bidan    : “ya,lanjutkan ceritamu Lia.”

Lia      : “saya sebenarnya tidak ingin anak ini ada dirahim saya secepat ini bu, walaupun saya tau ini karena kekhilafan saya karena saya terpengaruh dengan salah seorang teman saya bu, tapi saya tetap tidak ikhlas menerima kehadiran anak ini..” (Lia sesenggukan karena tangisannya tertahan)

Bidan    : “iya, saya tau bagaimana perasaan Lia. Tapi Lia tidak boleh menolak kehadiran anak itu.”

Lia       : “sebenarnya saya sedang bingung bu, karena saya nggak tau siapa yang menghamili saya bu. Saya tidak ingin jadi pembunuh tapi saya juga tidak ikhlas menerima bayi ini, saya masih ingin menikmati masa muda saya seperti Nia dan teman-teman saya yang lain bu. Sekarang saya harus bagaimana bu? Saya bingung dan gak tau harus bagaimana.”

Bidan    : “sabar Lia, saya paham betul apa yang sedang kamu alami sekarang. Jangan bingung dan jangan putus asa. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Tuhan memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.Semua ini sudah terjadi dan kenyataan ini harus kamu hadapi dengan ketegaran hati. Sekarang, apa kamu udah memikirkan apa yang terjadi bila anak dalam kandungan itu kamu gugurkan seperti keinginan kamu dan juga apa yang terjadi bila kamu mempertahankan anak itu?” (sambil duduk mendekati Lia)

Lia     : “iya bu, saya sedang berusaha tegar dengan kesabaran saya. Saya belum memikirkan semua itu bu, saya masih bingung mengambil keputusan yang terbaik.”

Bidan    : “begini Lia, mungkin sekarang kamu sedang dalam posisi yang sulit tapi kamu bisa mengatasi semua ini dengan berbagai pertimbangan yang dapat membuat keadaan lebih baik. Semua ini sudah terjadi, telah ada janin dalam rahim kamu dan sudah selayaknya kamu merawat janin itu hingga ia lahir. Walaupun kamu masih berusia cukup muda tapi sekarang kamu sudah menjadi calon ibu dan janin dalam rahim kamu itu sudah mempunyai hak untuk hidup. Jika kamu ingin menggugurkannya, maka kamu akan merebut hak hidupnya dan hal itu sangatlah tidak disukai atau bahkan diharamkan oleh Tuhan. Menurut kesehatanpun hal itu sangat tidak dianjurkan karena banyak resiko fisik dan mental bagi seseorang yang melakukan aborsi.”

Lia       : “lalu saya harus bagaiman ibu? Saya belum ikhlas menerima anak ini. Saya juga takut orang tua saya tau dan akhirnya kecewa.”

Bidan    : “Lia, ibu hanya memberikan sedikit penjelasan yang ibu harapkan bisa membantu kamu dalam mengambil keputusan. Kalau kamu tetap ingin menggugurkan kandunganmu, maka akan ada resiko untuk kesehatan fisik dan mentalmu. Kamu bisa saja mengalami kematian akibat perdarahan yang hebat atau pembiusan yang gagal. Bukan hanya itu, kamu juga bisa mengalami rahim yang sobek, kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada  anak berikutnya, kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) , kanker indung telur, kanker leher rahim, kanker hati, kelainan pada placenta/ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya dan bisa juga menjadi mandul, infeksi rongga panggul, dan juga nfeksi pada lapisan rahim.”


Lia      : “apakah sebegitu mengerikannya resiko yang akan saya terima bu ?”


Bidan    : “saya tidak menakut-nakuti kamu, Lia, tapi ibu hanya menyampaikan apa yang ibu tau. Sekarang coba kamu pikirkan, apakah kamu akan tenang jika janin itu berhasil kamu gugurkan? Apa kamu tidak akan merasa dihantui oleh anak itu?”


Lia      : “saya tidak tau bu, saya jadi takut menggugurkan bayi ini. Bagaimanapun juga dia anak saya bu. Tapi apa saya sanggup jika harus membesarkan anak ini dengan keadaan saya yang seperti ini? Sedangkan saya tidak ayah anak ini siapa bu.”


Bidan    : “lia , kamu tidak perlu khawatir dengan hal itu. Kamu lihat disamping kamu sekarang. Kamu masih punya sahabat yang sangat baik dan mau membantu kamu dalam keadaan apapun. Kamu juga punya orangtua yang sangat saying sama kamu. Mereka gak akan mungkin tega membiarkan kamu menggugurkan kandunganmu walaupun hal ini terjadi karena kekhilafanmu.” (Nia tersenyum kearah Lia)


Lia       : “apakah orangtua saya akan menerima keadaan saya yang seperti ini bu? Saya sudah membuat mereka sangat kecewa. Saya takut mereka tidak menganggap saya anak mereka lagi. (Lia kembali menangis)


Bidan    : “insyaallah hal itu tidak akan terjadi. Bagaimanapun keadaan kamu, kamu tetap anak mereka dan lambat laun mereka juga akan menerima anak dalam kandungan kamu sebagai cucu mereka. Bicaralah baik-baik pada mereka berdua, beri mereka penjelasan apa yang sudah terjadi padamu.dan masalah sekolahmu, kamu bias melanjutkan setelah anak itu lahir dan kamu bias tetap menggapai cita-citamu.”


Lia       : “baiklah bu , saya akan mencobanya dan saya akan berusaha mempertahankan anak ini. Apapun kendala yang akan saya hadapi saya akan mencoba menghadapinya.”


Bidan    : “iya, saya harap kamu bisa mengambil keputusan yang tepat untuk masa depanmu dan anakmu.”


Lia       : “iya bu , terimakasih atas masukannya dan terimakasih sudah mau mendengarkan cerita saya ini.”


Bidan    : “iya lia, sama-sama. Sudah kewajiban saya menjadi seorang bidan untuk membantu kaum wanita dan memberinya motivasi.”


Lia       : “yasudah kalau begitu terimakasih ya bu bidan. Maaf jika kami menyita waktu ibu.”


Nia      : “Bu, aku antarkan lia pulang dulu ya bu.”


Bidan    : “iya Nia, oh iya lia Kapan-kapan kesini lagi saja kalau ada hal yang ingin ditanyakan dan pesan saya janagn pernah putus asa dan jadilah wanita yang kuat.”


Lia       : “iya bu bidan. Selamat sore bu.”


Bidan    : “selamat sore, hati-hati di jalan ya.”



Lia telah mendapatkan penjelasan dari bidan Indah dan kini ia sudah yakin dalam menentukan keputusan yang akan ia ambil untuk masalahnya tersebut. Dan akhirnya lia mempertahankan bayinya sehingga lahir, dan orangtua nya tetap menerima. Dan lia pun sekarang sudah mendapatkan seorang laki-laki yang bisa menerima dia apa adanya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Konseling Kebidanan

Makalah Sumber Etika